Letusan pada gunung tangkuban perahu menghasilkan abu yang berada pada ketinggian mencapai 200 meter di atas puncaknya. Erupsi gunung itu juga menghasilkan abu yang berwarna kelabu dengan intensitas ketebalan yang condong ke arah timur laut dan selatan.
Petugas pemantau gunung dari PVBMG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Ilham Mardikaryanta mengatakan bahwa erupsi yang terjadi itu merupakan jenis letusan freatik. Walaupun dalam status normal, PVBMG tetap memperingatkan kepada masyarakat bahwa letusan berjenis freatik ini harus tetap diwaspadai.
“Tipikal erupsi jenis freatik. Dia bersifat dangkal dan itu dapat tiba-tiba terjadi erupsi. Maka dari itu sangat direkomendasikan walaupun normal dari kami selaku Badan Geologi merekomendasikan untuk mewaspadai semua aktivitas diatas kalau letusan freatik tiba-tiba terjadi,”ujar Ilham, Sabtu (27 Juli 2019).
PVBMG mencatatkan bahwa sebelumnya pada bulan Oktober 2013 yang lalu, erupsi jenis freatik juga sudah pernah terjadi di gunung yang sangat terkenal dengan Kawah Ratu itu. Untuk itu, dia sangat menghimbaukan kepada para wisatawan yang ingin berkunjung ke Tangkuban Perahu untuk menunda terlebih dahulu sampai kondisi Gunung Tangkuban Perahu benar-benar aman.
PVBMG juga memperingatkan kepada para masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan kegiatan diradius 500 meter dari lokasi erupsi.”
“Untuk saat ini menurut hasil evaluasi, rekomendasinya hanya 500 meter dari lokasi erupsi dan status masih dalam keadaan normal,”ujarnya.
Gunung Tangkuban Perahu diketahui erupsi pada hari Jumat, 26 Juli 2019 yang lalu. Koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) mengatakan bahwa jatuhan erupsi Gunung Tangkuban Perahu terdapat di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kawasan itu hanya berjarak sekitar 10 kilometer lebih dari lokasi erupsi.
“Terkait dengan statusnya yang masih dievaluasi, daerah wisata sudah ditutup,”tulis BNPB melalui akun Twitter resminya.
Team Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Bandung Barat juga sudah menuju ke lokasi kejadian. Pantauan langsung dari kantor BPBD Kabupaten Bandung Barat yang berjarak 17-20 Kilometer dari Gunung Tangkuban Perahu, masih tidak terlihat adanya abu erupsi.
“Informasi dari para masyarakat yang berada di Kecamatan Cisarua, ada abu yang mengarah kesana,” lanjut tulisan pada akun Twitter BNPB.